Kami Sudah Biasa

3 years and counting. Kadang-kadang hati ini sudah jadi kalis. Numb. Siapa yang tidak sedih, segala masa dan harta yang dibelanjakan seakan-akan kelihatan sia-sia pada pandangan mata dan neraca dunia yang tohor. Tapi kami sudah biasa. Tiada yang sia-sia dalam pembinaan rijal ini. Jika bukan hati mereka yang diubah, maka hatimu akan diubah dengannya. 

"Benar, tidak ada yang sia-sia dalam usaha pembinaan rijal! Ia adalah ungkapan yang berbisa, menyihir dan memukau semangat kami untuk terus menggila!"

Kerna bila menyelak lembaran kisah abadi Sang Pendahulu, terasa usaha diri tidak layak langsung untuk dimention. Not even close.


Mungkin inilah kenapa banyak sungguh kisah-kisah liku dan lara para duat dari kalangan anbiya' dan manusia biasa dimuatkan dalam Quran. 
Bagaimana engkau boleh bersedih sedangkan belum ada lagi kanak-kanak yang membalingmu batu beramai-ramai?
Bagaimana engkau boleh mengatakan penat sedangkan belum lagi engkau rasai 950 tahun malam dan siang menyeru tanpa hasil?
Bagaimana engkau boleh down sedangkan belum engkau dikhianati oleh kaumu sendiri berkali-kali setelah engkau selamatkan mereka?
" Tugas mengemudi hati manusia bahkan hati sendiri tidak pernah mudah.
Inilah tugas kehambaan kita; mengemudi hati menuju Allah. Alangkah berat dan peliknya; sebab ia qalb; bergoyah-gayih, berbolak-balik.
Maka dalam doa teragung nan tercantum di Ummul Kitab & terucap di tiap raka'at; kita memohon jalan yang lurus. Lurus menuju padaNya.
Tapi yang sering lupa diinsyafi; jalan yang lurus ke langit itu, di bumi justru berkelok, curam, terjal, menikung, & bergelombang.


Cukuplah ayat-ayat ini menyembamkan kita ke bumi, insaf akan keterbatasan kita:
‘Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat hidayah, akan tetapi Allah-lah yang memberi hidayah (memberi taufiq) kepada siapa yang Dia kehendaki. (Al Baqarah : 272).

" Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf:103) "



Maka Ya Allah, walau tak Kau beri kami daya raga dan keajaiban seperkasa Musa, curahi kami keberanian dan keteguhannya memimpin kaum yang sering membuat kecewa.
Maka Ya Allah, walau usia tak sepanjang Nuh mulia, tegarkan kami dengan kegigihan da’wah dan tekad bajanya untuk terus menyampaikan kebenaran dalam aneka cara.
Maka Ya Allah, walau tak usah mengalami kehilangan, dicekik sakit, miskin, dan musibah; sejukkan hati kami dengan sabar dan dzikir seperti Ayyub yang tabah. 
Maka ya Allah, susurkan dan susulkan kami di jalan mereka yang Kau limpahi cinta; dalam sempit maupun lapangnya, senyum dan juga lukanya. 

inspirasi: NASI & LEMAK: SEPAK TERAJANG TARBIYAH

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...